1. Puasa Ramadahan
"Wahai
orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu sekalian puasa, sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian bertaqwa" (QS Al-Baqarah:
183).
1.
Puasa
Ramadhan hukumnya Fardu `Ain
2.
Puasa
Ramadhan disyari'atkan bertujuan untuk menyempurnakan ketaqwaan
PUASA menurut
syariat ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa (seperti
makan, minum, hubungan kelamin, dan sebagainya) semenjak terbit fajar sampai
terbenamnya matahari,dengan disertai niat ibadah kepada Allah, karena
mengharapkan redho-Nya dan menyiapkan diri guna meningkatkan Taqwa kepada-Nya.
RAMAHDAN bulan yang
banyak mengandung Hikmah didalamnya. Alangkah gembiranya hati mereka yang
beriman dengan kedatangan bulan Ramadhan. Bukan saja telah diarahkan menunaikan
Ibadah selama sebulan penuh dengan balasan pahala yang berlipat ganda, malah di
bulan Ramadhan Allah telah menurunkan kitab suci Al-Quranulkarim, yang menjadi
petunjuk bagi seluruh manusia dan untuk membedakan yang benar dengan yang
salah.
Puasa Ramadhan akan
membersihkan rohani kita dengan menanamkan perasaan kesabaran, kasih sayang,
pemurah, berkata benar, ikhlas, disiplin, terthindar dari sifat tamak dan
rakus, percaya pada diri sendiri, dsb.
Meskipun makanan
dan minuman itu halal, kita mengawal diri kita untuk tidak makan dan minum dari
semenjak fajar hingga terbenamnya matahari,karena mematuhi perintah
Allah.Walaupun isteri kita sendiri, kita tidak mencampurinya diketika masa
berpuasa demi mematuhi perintah Allah s.w.t.
Ayat puasa itu
dimulai dengan firman Allah:"Wahai orang-orang yang beriman" dan
disudahi dengan:" Mudah-mudahan kamu menjadi orang yang
bertaqwa."Jadi jelaslah bagi kita puasa Ramadhan berdasarkan keimanan dan
ketaqwaan.Untuk menjadi orang yang beriman dan bertaqwa kepada Allah kita
diberi kesempatan selama sebulan Ramadhan, melatih diri kita, menahan hawa
nafsu kita dari makan dan minum,mencampuri isteri,menahan diri dari perkataan
dan perbuatan yang sia-sia, seperti berkata bohong, membuat fitnah dan tipu
daya, merasa dengki dan khianat, memecah belah persatuan ummat, dan berbagai
perbuatan jahat lainnya. Rasullah s.a.w. bersabda:
"Bukanlah
puasa itu hanya sekedar menghentikan makan dan minum tetapi puasa itu ialah
menghentikan omong-omong kosong dan kata-kata kotor." (H.R.Ibnu Khuzaimah)
Beruntunglah mereka
yang dapat berpuasa selama bulan Ramadhan, karena puasa itu bukan saja dapat
membersihkan Rohani manusia juga akan membersihkan Jasmani manusia itu sendiri,
puasa sebagai alat penyembuh yang baik. Semua alat pada tubuh kita senantiasa
digunakan, boleh dikatakan alat-alat itu tidak berehat selama 24 jam. Alhamdulillah
dengan berpuasa kita dapat merehatkan alat pencernaan kita lebih kurang selama
12 jam setiap harinya. Oleh karena itu dengan berpuasa, organ dalam tubuh kita
dapat bekerja dengan lebih teratur dan berkesan.
Perlu diingat
ibadah puasa Ramadhan akan membawa faedah bagi kesehatan
rohani dan jasmani kita bila ditunaikan mengikut panduan yang telah ditetapkan, jika tidak maka hasilnya tidaklah seberapa malah mungkin ibadah puasa kita sia-sia sahaja.
rohani dan jasmani kita bila ditunaikan mengikut panduan yang telah ditetapkan, jika tidak maka hasilnya tidaklah seberapa malah mungkin ibadah puasa kita sia-sia sahaja.
Allah berfirman
yang maksudnya:
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki)
mesjid[534], makan dan minumlah, dan janganlah
berlebih-lebihan[535]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai
orang-orang yang berlebih-lebihan."
(s.al-A'raf:31)
Nabi s.a.w. juga
bersabda:
"Kita ini
adalah kaum yang makan bila lapar, dan makan tidak kenyang."
Tubuh kita
memerlukan makanan yang bergizi mengikut keperluan tubuh kita. Jika kita makan
berlebih-lebihan sudah tentu ia akan membawa muzarat kepada kesehatan kita.
Boleh menyebabkan badan menjadi gemuk, dengan mengakibatkan kepada sakit
jantung, darah tinggi, penyakit kencing manis, dan berbagai penyakit lainnya.
Oleh itu makanlah secara sederhana, terutama sekali ketika berbuka,
mudah-mudahan Puasa dibulan Ramadhan akan membawa kesehatan bagi rohani dan jasmani
kita. Insya Allah kita akan bertemu kembali.
Allah berfirman
yang maksudnya:
"Pada bulan
Ramadhan diturunkan al-Quran
pimpinan untuk manusia dan penjelasan keterangan dari pimpinan kebenaran
itu, dan yang memisahkan antara kebenaran dan kebathilan. Barangsiapa menyaksikan (bulan) Ramadhan, hendaklah ia mengerjakan puasa. (s.al-Baqarah:185)
pimpinan untuk manusia dan penjelasan keterangan dari pimpinan kebenaran
itu, dan yang memisahkan antara kebenaran dan kebathilan. Barangsiapa menyaksikan (bulan) Ramadhan, hendaklah ia mengerjakan puasa. (s.al-Baqarah:185)
(Hikmah Puasa
dikutip dari artikel Ustadz Syed Hasan Alatas)
II. KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN DAN KEUTAMAAN BERAMAL DIDALAMNYA
1.
Bulan
Ramadhan adalah:
a.
Bulan
yang penuh barakah, rahmah dan maghfirah.
b.
Pada
bulan ini pintu Jannah dibuka dan pintu neraka ditutup.
c.
Pada
bulan ini Setan-Setan dibelenggu.
d.
Dalam
bulan ini ada satu malam yang keutamaan beramal didalamnya lebih baik daripada
beramal seribu bulan di bulan lain, yakni malam LAILATUL QADR.
e.
Pada
bulan ini setiap hari ada malaikat yang menyeru menasehati siapa yang berbuat
baik agar bergembira dan yang berbuat ma'siyat agar menahan diri.
2.
Keutamaan
beramal di bulan Ramadhan antara lain :
a.
Amal
itu dapat menutup dosa-dosa kecil antara setelah Ramadhan yang lewat sampai
dengan Ramadhan berikutnya.
b.
Menjadikan
bulan Ramadhan memintakan syafaa't.
c.
Khusus
bagi yang puasa disediakan pintu khusus yang bernama Rayyaan untuk memasuki
Jannah.
III. RUKUN PUASA
a.
Berniat
sejak malam hari
نَوَيْتُ
صَوْمَ غَدٍ عَنْ اَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانِ هَذِهِ السَّنَةِ للهِ تَعالىَ
b.
Menahan
makan, minum, koitus (Jima') dengan istri di siang hari sejak terbit fajar
sampai terbenam matahari (Maghrib),
Wanita yang sedang haidh dilarang puasa sampai habis masa
haidhnya, lalu melanjutkan puasanya. Di luar Ramadhan ia wajib mengqadha puasa
yag ditinggalkannya selama dalam haidh.
IV. YANG DIBERI KELONGGARAN UNTUK TIDAK PUASA RAMADHAN
Orang Mu'min yang diberi kelonggaran diperbolehkan untuk
tidak puasa Ramadhan, tetapi wajib mengqadha di bulan lain, mereka itu ialah:
a.
Orang
sakit yang masih ada harapan sembuh.
b.
Orang
yang bepergian (Musafir). Musafir yang merasa kuat boleh meneruskan puasa dalam
safarnya, tetapi yang merasa lemah dan berat lebih baik berbuka, dan makruh
memaksakan diri untuk puasa.
c.
Wanita
yang hamil dan menyusui yang khawatir akan kesehatan dirinya
Orang Mu'min yang diberi kelonggaran diperbolehkan untuk
tidak mengerjakan puasa tetapi wajib
mengqadha, wajib fidyah (memberi makan sehari seorang miskin sehari 1 mud / 7
ons makanan pokok). Mereka adalah:.
a.
Wanita
yang menyusui dan khawatir akan kesehatan anaknya.
b.
Karena
mengandung dan khawatir akan kesehatan janinnya.
Orang Mu'min yang diberi kelonggaran diperbolehkan untuk
tidak mengerjakan puasa dan tidak wajib mengqadha, tetapi wajib fidyah (memberi
makan sehari seorang miskin). Mereka adalah orang yang tidak lagi mampu
mengerjakan puasa karena :
a.
Umurnya
sangat tua dan lemah.
b.
Sakit
menahun yang tidak ada harapan sembuh.
c.
Orang
yang sehari-hari kerjanya berat yang tidak mungkin mampu dikerjakan sambil
puasa, dan tidak mendapat pekerjaan lain yang ringan.
V.
HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA
a.
Masuknya
segala sesuatu ke dalam lubang tubuh dengan sengaja, seperti sengaja makan dan minum di siang hari. Bila terlupa
makan dan minum di siang hari, maka tidak membatalkan puasa.
b.
Sengaja
membikin muntah, bila muntah dengan tidak disengajakan, maka tidak membatalkan
puasa.
c.
Keluar
air mani dengan sengaja, jika tidak sengaja seperti karena mimpi maka tidak membatalkan
puasa.
d.
Dengan
sengaja menyetubuhi istri di siang hari Ramadhan, ini disamping puasanya batal
ia terkena hukum yang berupa : memerdekakan seorang hamba, bila tidak mampu
maka puasa dua bulan berturut-turut, dan bila tidak mampu, maka memberi makan
enam puluh orang miskin.
e.
Datang
bulan/haid di siang hari Ramadhan ( sebelum waktu masuk Maghrib)
VI. HAL-HAL YANG BOLEH DIKERJAKAN WAKTU IBADAH PUASA
a.
Menyiram
air ke atas kepala pada siang hari karena haus ataupun udara panas, demikian
pula menyelam kedalam air pada siang hari.
b.
Menta'khirkan
mandi junub setelah adzan Shubuh.
c.
Berbekam
pada siang hari.
d.
Mencium,
bermesraan dengan istri tetapi tidak sampai bersetubuh di siang hari (hukumnya
makruh)
e.
Beristinsyak
(menghirup air kedalam hidung) terutama bila akan berwudhu, asal tidak
dikuatkan/berlebihan menghirupnya.
f.
Disuntik
di siang hari.
g.
Mencicipi
makanan asal tidak ditelan.
VII. ADAB-ADAB PUASA RAMADHAN
1.
Berbuka
apabila sudah masuk waktu Maghrib.
Sunnah berbuka adalah sbb:
a.
Disegerakan
yakni sebelum melaksanakan shalat Maghrib dengan makanan yang ringan seperti rutob (kurma muda), kurma dan
air saja, setelah itu baru melaksanakan shalat.
b.
Tetapi
apabila makan malam sudah dihidangkan, maka terus dimakan, jangan shalat
dahulu.
c.
Setelah
berbuka berdo'a dengan do'a sbb:
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ اَفْطَرْتُ
بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
2.
Makan
sahur. Adab-adab sahur :
a.
Mengakhirkan
sahur..
3.
Lebih
bersifat dermawan (banyak memberi, banyak bershadaqah, banyak menolong) dan
banyak membaca al-Qur'an
4.
Menegakkan
shalat malam/shalat Tarawih dengan berjama'ah sebanyak 8 rokaat atau 20 rokaat.
Dan shalat Tarawih ini lebih digiatkan lagi pada sepuluh malam terakhir (20 hb.
sampai akhir Ramadhan). Cara shalat Tarawih adalah :
a.
Dengan
berjama'ah.
b.
Salam
tiap dua raka'at, dan ditutup dengan witir tiga raka'at.
c.
Dibuka
dengan dua raka'at yang ringan.
d.
Bacaan
dalam witir: Raka'at pertama: Sabihisma Rabbika. Roka't kedua: Hal
ataaka khaditsul ghosiyah atau Qul yaa ayyuhal kafirun. Raka'at
ketiga: Qulaudzubirobbinas, Quaudzubirobilfa;aq dan Qulhuwallahu ahad.
e.
Membaca
do'a qunut dalam shalat witir.
5.
Berusaha
menepati lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir, terutama pada malam-malam
ganjil. Bila dirasakan menepati lailatul qadar hendaklah lebih giat beribadah
dan membaca : Yaa Allah Engkaulah pengampun, suka kepada pengampunan maka
ampunilah aku.
6.
Mengerjakan
i'tikaf pada sepuluh malam terakhir.
7.
Menjauhi
perkataan dan perbuatan keji dan menjauhi pertengkaran.
VIII. CARA I'TIKAF:
- Setelah shalat
Shubuh lalu masuk ke tempat i'tikaf di masjid.
- Niat i'tikaf
- Tidak keluar dari
tempat i'tikaf kecuali ada keperluan yang mendesak.
- Tidak mencampuri
istri dimasa i'tikaf.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tugas Mahasiswa
Tugas SMA
Tugas SMK
Lain-Lain